Tuesday, 26 January 2016

Tawan Membuat Lengan Robot Karena Nekat



BlogNoteKu, KARANGASEM- I Wayan Sumardana alias Tawan, 31, warga Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Karangasem, mendadak terkenal lewat lengan prostetik temuannya yang diekspose oleh media dan menjadi viral di sosial media. Teknologi  temuannya yang ia sebut robot arm itu dia buat 6 bulan lalu. Semua itu, kata dia, bermula saat ia jatuh sakit yang menyebabkan tangan kirinya lumpuh.

Tawan menuturkan, waktu itu masih pagi. Saat kerja, perutnya mulas tiba-tiba hingga berjam-jam. Dia keluar-masuk toilet. “Saya terkejut merasa tangan kiri saya hilang. Jadi bukan seperti mati rasa, tapi benar-benar seperti tidak ada, kejadiannya setelah bangun tidur,” katanya saat ditemui media di kediamannya, Karangasem pada Sabtu 23 Januari 2016.

Dia diduga mengalami stroke ringan, meskipun hasil pemeriksaan dokter menunjukkan positif tidak adanya penyakit pada tubuhnya. Saat itu ia merasa frustrasi. Niat menutup usia dini bahkan sempat terlintas di pikirannya. 

Tambahnya lagi, kondisi bengkel sebelum ia sakit sudah hampir bangkrut. Tawan sempat membuat papan bertuliskan “Dijual Perusahaan Las dengan Segala Fasilitas 200 Juta”.

“Saya mau mati aja, tapi melihat anak-anak, saya semangat untuk terus berjuang," ucapnya. Meskipun pada awalnya sempat ingin menyerah karena sakitnya. Pegawai Tawan, yang semula delapan orang, telah pergi dan hanya sisa dua orang. 

Lengan prostetik yang ditemukannya itu dikerjakan dalam waktu 2 bulan setelah beberapa kali gaga pada tahap percobaan. 

Pada tahap awal, ia merakit lengan robot tersebut tanpa menggunakan penggerak dinamo. Ia merancang dahulu sesuai dengan ukuran tangannya. Saat memulai mengoperasikan alat temuannya itu, ia pernah mencoba memakai saklar remote control.

“Saklar penggerak pakai remote control dan harus dibantu istri. Jadi sulit untuk menggunakannya. Saya harus selalu bilang kiri, kanan, pada istri saya untuk menggerahkan ke mana arah tangan saya harus bergerak. Itu menyulitkan,” tuturnya.

Sistem remote control membuatnya tidak nyaman, Tawan kemudian mencari informasi lewat Internet agar cara kerja alat itu bisa ia kendalikan sesuai keinginannya sendiri tanpa campur tangan orang lain. “Saya beli saja model lie detector karena itu untuk mengambil sinyal," ujarnya.

Tawan menuturkan bahwa ia membeli alat itu secara online lewat temannya asal Rusia. Ia membeli alat tersebut seharga Rp 4,7 juta dengan uang yang tersisa. Saat sakit, penghasilan Tawan turun drastis, dari Rp 2-5 juta menjadi Rp 10 ribu per hari.

Tawan sempat meminta temannya yang juga mengalami sakit stroke ringan, untuk menjadi kelinci percobaan pertamanya. Temannya yang masih satu tempat dengannya itu mengalami stroke ringan di tangan sebelah kiri juga. Sayangnya saat digunakan oleh temannya, alat itu tidak mau berfungsi ujarnya

“Waktu itu, seandainya bisa, saya perbolehkan untuk dibawa pulang. Nanti saya bisa buat lagi yang baru. Harapan saya ke depan, kalau berhasil, memang untuk membantu orang,” ujarnya.

Tawan menuturkan , lengan robot yang dikendalikan menggunakan kemampuan otaknya tersebut sesuai dengan rumus yang ia pikirkan. Itulah yang membuatnya cepat lelah dan juga dia beranggapan alat temuannya itu bekerja jauh dari kata sempurna. “Cara kerja masih sangat lambat,” ucapnya.

Kini, setiap aktivitasnya, Tawan selalu menggunakan lengan prostetik itu. Waktu jam kerjanya pun hingga dinihari. Tawan mulai bekerja pukul 08.00 Wita. Setelah itu, ia biasa beristirahat pukul 12.00 Wita sampai pukul 14.00 Wita. Kemudian Tawan bekerja lagi sampai pukul 17.00 Wita. Setelah itu, ia kembali istirahat dan kembali  melanjutkan pekerjaannya di bengkel sejak pukul 19.00 Wita sampai dinihari pukul 02.00 Wita.

“Kalau di luar, aktivitas bekerja saya sembahyang ke pura, naik motor juga menggunakan robot. Cuma kalau naik sepeda motor, saya hanya bisa selama 15 menit,” kata Tawan.

0 komentar

Post a Comment