KARANGANYAR - Perjalanan hidup Muhammad Kusrin (36) memang sangat luar biasa. Pria yang tinggal di dusun Jatikuwung, desa Wonosari, RT 02 RW 3, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar ini hanya dalam beberapa tahun mengalami nasib yang jatuh bangun.
Mulai 2011 Kusrin merintis usaha perakitan televisi dengan menggunakan bahan limbah (tabung bekas), dan bisa dibilang sukses, karena melalui usaha tersebut Kusrin sempat memiliki 32 orang karyawan, dan setiap hari mampu memproduksi televisi hingga 150 unit. Dengan modal Rp 17 juta Kusrin mampu mengembangkan usahanya hingga omzetnya mencapai ratusan juta rupiah.
Namun nasib berkata lain. Meski Kusrin tidak mau bersuudzon terhadap kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang melaporkan usahanya ke polisi karena tidak memiliki izin standar nasional Indonesia (SNI), pada Mei 2015 tempat usaha Kusrin digrebeg tim aparat dari Polda Jateng.
Dikutip dari KRjogja.com, Jumat (29/1/2016), ada enam truk televisi hasil produksi Kusrin diangkut aparat dijadikan barang bukti tindak kriminal, karena Kusrin memang tidak memiliki izin SNI.
Proses hukum pun berjalan. Di era inilah kehidupan keluarga Kusrin mencapai titik paling pahit. Biaya selama proses penyidikan di Polda Jateng hingga proses sidang di pengadilan sangat besar bagi keluarga Kusrin. Belum ia harus menanggung gaji karyawan selama sekitar 6 bulan, sedangkan pendapatan hampir tidak ada. Dan akhirnya Kusrin divonis majelis hakim dengan pidana penjara selama enam bulan dengan masa percobaan satu tahun dan denda Rp 2,5 juta pada 15 Desember 2015 lalu.
Yang menjadikan Kusrin sedih, satu truk dari enam truk televisi miliknya yang dijadikan barang bukti selama proses persidangan, oleh pemegak hukum dimusnahkan. “Satu truk televisi milik kami sebanyak 116 unit dimusnahkan dengan cara dibakar. Sedangkan sisanya dikembalikan lagi,” tutur Kusrin.
Namun dari kejadian yang mengundang iba tersebut justru mendapat simpati dari masyarakat dan sejumlah pejabat. Putusan pengadilan dan pemusnahan barang bukti milik Kusrin yang diblow-up di banyak media masa, mendapat tanggapan yang menguntungkan bagi Kusrin.
Bahkan Ketua DPRD Jateng Rukma Setyabudi menilai putusan pengadilan tidak adil, karena sampai memusnahkan barang bukti yang sebenarnya itu hasil karya anak bangsa yang seharusnya dilindungi dan dikembangkan. Rukma menilai orang seperti Kusrin yang patut mendapat perhatian dan penghargaan dari pemerintah, karena mampu berkarya secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja.
Yang lebih menarik lagi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ternyata memberi perhatian serius terhadap kasus yang dialami Kusrin. Setelah Kusrin di putus bersalah dan televisi hasil produksinya sebagian dimusnahkan, Presiden Jokowi memanggil Kusrin untuk datang ke kantornya.
“Ya saya kaget juga. Kenapa sampai Presiden memanggil saya, dan yang menyampaikan undangan Presiden agar saya menghadap ke istana adalah Pangdam IV/Diponegoro sendiri. Ya akhirnya saya harus ke Istana untuk menghadap Presiden,” tutur Kusrin.
Saat bertemu Presiden, rasa khawatir yang semula menghindapi benak Kusrin sontak berubah, karena sikap ramah yang ditunjukan Presiden. Kusrin mengaku banyak menerima wejangan dari Presiden. Ia diminta sabar menghadapi cobaan hidupnya, dan harus tetap kerja keras dan semangat. Selain itu, Kusrin juga mengaku mendapat dukungan modal dari Presiden, tetapi Kusrin menolak menyebutkan berapa jumlahnya.
Ternyata tidak hanya itu pulung yang diterima Kusrin. Usai menghadap Presiden, Kusrin menerima telepon dari bos pabrik jamu Sido Muncul Irwan Hidayat yang menyatakan ingin bertemu dengan Kusrin. Irwan minta Kusrin datang ke kantor saat itu juga dengan menggunakan taksi agar bisa lebih cepat.
Saat bertemu dengan Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul tersebut menawari Kusrin untuk menjadi bintang iklan Kuku Bhima Energi.
Saat wartawan 'KRjogja.com' berkunjung ke rumah Kusrin di dusun Jatikuwung, desa Wonosari, RT 02 RW 3, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Kusrin sedang sibuk shooting di ruang kearjanya bersama artis Vega Darwanti dan pesepakbola evan Dimas.
Sekarang ini Kusrin yang lulusan SD sudah tidak lagi mendapat tekanan terkait dengan produk televisi rakitannya yang diberi merek MAXREEN setelah Kusrin bertemu dengan Jokowi. Ia pun bercita-cita untuk bisa membangun pabrik televisi dari upayanya tersebut.
0 komentar
Post a Comment