Monday, 14 March 2016

Lomba Makan Ayam KFC Membawa Korban Jiwa


Kematian Freedi Djajadi, 39, saat mengikuti lomba balap makan di restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Semanan, Cengkareng, Jakarta Barat masih diusut polisi. Freedi tewas diduga akibat tersedak potongan sayap ayam goreng ketiga yang harus dihabiskannya di bawah lima menit tanpa minum.



Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan berbagai alat bukti sekaligus memintai keterangan dari para saksi mata. Selain itu, pihaknya juga masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim dokter dari RS Polri Kramat Jati untuk memastikan penyebab kematian korban.

”Saat ini kami sedang mencari penyebab pasti kematian korban, apakah meninggalnya yang bersangkutan itu akibat tersendak atau memang ada pelanggaran pidananya, ini yang masih terus kami dalami,.” Terang Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Minggu (13/3).

Terkait pelanggaran pidana, menurut Iqbal, untuk menentukan apakah ada kelalaian dalam menggelar acara lomba balapan makan ayam goreng itu atau tidak memang tidak ada kelalaian. ”Kelalaian itu dari panitia yang tidak mengawasi dan kelalaian lainnya,” ujar Iqbal.

Menurut mantan Kapolres Jakarta Utara itu, saat ini polisi serius menjalankan tahapan-tahapan penyidikan, untuk memastikan adanya pelanggaran prosedur operasi (Standar Operasional Prosedur/SOP), pelanggaran karena kelalaian, serta tindak  pidana lainnya. Namun ditegaskan Iqbal, dalam setiap acara lomba tentu saja harus ada yang bertanggungjawab, dan dalam hal ini penanggungjawab tentu saja panitia lomba di restoran KFC itu.

”Jelas yang bertanggung jawab secara acara adalah panitianya, dalam hal ini PT Makmur Usaha Fobe Inko (O2 ACCION).  Namun terkait perbuatan jahat atau pelanggaran  pidananya belum bisa kami pastikan. Karena itu kami mulai dari pemeriksaan saksi-saksi, serta menuggu hasil otopsi,” pungkas Iqbal.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Didik Sugiarto mengatakan saat ini sudah memeriksa 11 orang yang terdiri dari saksi mata kejadian, saksi dari pihak panitia lomba atau Event Organizer (EO), pengelola outlet KFC Semanan Cengkareng, dan beberapa  penonton.   ”Kami juga mencari tahu rekam medis korban selama ini, termasuk mengumpulkan hasil rekaman cctv di sekitar lokasi kejadian,” kata Didik.

Penyidik sudah menggelar dua kali olah Tempat Kejadian Peristiwa (TKP) untuk mengetahui lebih rinci peristiwa itu terjadi. Sehingga tim penyidik dapat menggambarkan rangkaian demi rangkaian kejadian yang berujung pada tewasnya korban.

”Yang jelas, dalam penyelenggaraan lomba makan cepat KFC ini, ternyata penyelenggara tidak menyiapkan tim medis. Sehingga saat terjadi peristiwa yang dialami korban, panitia lomba tidak memiliki pengetahuan medis,” lontar Didik di lokasi kejadian saat menggelar olah TKP yang kedua.
Terkait adanya riwayat penyakit asma yang diidap korban, sesuai penuturan keluarganya menurut Didik informasi tersebut masih didalami tim dokter kepolisian. Termasuk mendalami pengakuan beberapa saksi peserta lain dan penonton yang menyebutkan tidak adanya tim medis untuk pertolongan darurat yang disediakan pihak panitia.

”Semua itu masih kami dalami semua. Fakta-faktanya sedang kami kumpulkan. Termasuk mendalami perijinan yang dimiliki pihak penyelengara lomba. Sabar saja,” tandas Didik.

Freedi sendiri menjelang kejadian, Jumat siang (11/3) pukul 14.00 sedang mengikuti acara lomba makan ayam 5 menit berhadiah Rp 5 miliar yang digelar outlet KFC Semanan. Saat itu lomba yang dimulai sejaka Kamis (3/3) lalu masih dalam tahap penyisihan. 

Lomba makan cepat KFC itu memang digelar di beberapa kota besar di Indonesia, seperti di Bali, Surabaya, Bandung, Jogja, dan kota besar lainnya. Setiap pemenang dalam babak penyisihan akan diadu lagi dengan pemenang di kota besar lainnya, sampai ada satu orang yang menjadi juara dan berhasil mendapatkan hadiahnya.

Tahap penyisihan lomba saat itu di KFC Semanan diikuti tiga orang termasuk Freedi. Panitia memberi tiga potong sayap ayam goreng KFC, dan mewajibkan peserta lomba menghabiskan ketiga potong sayap ayam goreng tersebut, siapa tercepat menghabiskan maka dialah yang menjadi pemenang lomba, dengan syarat selama memakan ketiga potong ayam goreng itu tidak diperbolehkan meminum cairan apapun.

Saat itu, Freedi telah menghabiskan potongan ayam goreng ketiga. Saat sedang mengunyah dan menelannya, tiba-tiba Freedi  tersedak, sontak dia langsung menenggak air minum.  Namun kondisi korban tetap tersedak, mulut ternganga dengan mata melotot, serta nampak kesulitan bernafas. 

Oleh panitia, korban langsung dilarikan Klinik Yasa Husada di Jalan Pulo Indah yang jaraknya lumayan jauh dari lokasi lomba. Saat diperiksa dokter jaga di klinik tersebut, dokter menyatakan kalau Freedi sudah dalam kondisi meniggal dunia. 

Jajaran Polsek Cengkareng dan Polres Jakarta Barat yang mendapat laporan kejadian itu langsung mendatangi Klinik Yasa Husada untuk mengevakuasi jasad Freedi ke RS Polri Kramat Jati agar bisa dilakukan otopsi.

Chief Programming Officer O2 Accion Budi Raharja Sulaiman selaku penyelengara lomba makan KFC mengatakan, pihaknya akan bertanggungjawab penuh atas kejadian itu. 

”Kami PT Makmur Usaha Fobe Inko (O2 ACCION) bertanggung jawab penuh baik secara moril maupun materiil terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas pelaksanaan kegiatan ini,” terangnya.

Namun ditegaskan Budi, dalam peristiwa tragis itu sama sekali tidak ada unsur kesengajaan apalagi sekedar lucu-lucuan dalam acara lomba tersebut. 



Ia menambahkan, sebelum lomba dimulai, setiap peserta yang saat itu ada tiga orang sudah menandatangani surat pernyataan sehat, ditambah menandatangi asuransi Central Asia Raya yang dibuat panitia.

”Jadi peristiwa meninggalnya Freedi  karena murni musibah dan kecelakaan. Saat ini penyebab kematiannya sedang diurus. Kami serahkan semuanya penanganannya kepada pihak berwajib. Kami juga telah menghentikan kegiatan lomba,” ujar Budi.

Dijelaskannya pula, saat lomba digelar, timnya melakukan dokumentasi terhadap aktivitas para peserta saat sedang mengunyah sayap ayam. Menurutnya, dalam rekaman video tersebut terlihat jelas bagaimana setiap peserta adu cepat dalam mengunyah dan menelan setiap potongan daging ayam goreng itu. 

”Jadi kami juga punya tim dokumentasi. Nah, dalam dokumentasi yang kami buat itu terlihat kalau sepertinya korban kekenyangan,” lontar Budi.

Sementara itu, Femmy Djajadi kakak kandung korban, menegaskan kalau saat ini keluarganya masih dalam keadaan berduka. Sehingga belum mau memikirkan apakah nantinya akan menuntut KFC atau tidak terkait kematian adik kandungnya itu. Namun terkait penyelidikan yang sedang digelar polisi, 

Femmy dan keluarganya menyerahkan seluruhnya kepada polisi.  Menurutnya, jenazah Freedi masih disemayamkan di Rumah Duka Abadi Jakarta Barat. ”Nanti saja dipikirkannya,” ujarnya singkat.

Hal senada disampaikan tante dari korban, Heli, 49, yang memastikan kalau selama ini keponakannya sehat-sehat saja. ”Freedi sehata sehat saja selama ini, dia agak pendiam, tapi anak baik dan suka bikin lagu rohani,” lontar  Heli.

Ayah korban, Suyatno mengatakan selama ini anaknya memang tinggal bersamanya di rumahnya di Jalan Angsoka Hijau V Blok E7 No.27 Perumahan Kosambi Baru Cengkareng Jakarta Barat. Pada Jumat pagi (11/3) seperti biasanya anaknya berpamitan hendak berangkat bekerja. Menurutnya, Freedi meniggalan isteri dan seorang anaknya.

Ia menambahkan kalau anaknya yang terkenal ramah itu memiliki postur tubuh tinggi dan kekar kondisinya juga sehat sehat saja. ”Freedi bekerjanya Senin sampai Jumat. Nah Jumat pagi itu dia berangkat kerja. Gak pernah bilang mau ikut lomba,” terang Suyatno.

Septian teman sekolah Freedi mengatakan kalau Freedi bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan asing. Komunikasi terakhir dengan korban dilakukan melalui grup Whatsapp sekitar tiga pekan lalu. Dan di grup WA dipastikan Septian kalau Freedi tidak pernah bicara mau ikut lomba makan ayam. Diketahui pula kalau Freedi tergolong hidup berkecukupan dan tak pernah kesulitan keuangan apalagi harus ikut lomba makan ayam goreng.

sumber : indopos.co.id

0 komentar

Post a Comment