Surabaya sedang banjir gara-gara hujan deras selama sekitar 5 jam pada Senin, 8 Februari 2016.
Selain drainase yang tak sepenuhnya rapi, kota ini juga juga punya tradisi buruk yang belum sepenuhnya musnah: buang sampah sembarangan!
Kini, ketika hujan deras, sungai-sungai, selokan-selokan, got-got, tak sanggup mengalirkannya secara lancar.
Dalam situasi banjir seperti ini, berbagai penyakit mudah muncul. Salah satunya adalah leptospirosis yang penularannya berasal dari air kencing tikus.
Banjir yang rentan terjadi ketika curah hujan tinggi kerap menjadi media penularan leptospirosis kepada manusia.
Dokter spesialis kulit, Amaranila Lalita Drijono mengatakan, bakteri leptospira dapat masuk melalui kulit yang luka jika terkena genangan air yang telah tercemar kencing tikus.
“Sekecil apapun luka, kuman bisa masuk. Bisa lewat mata dan juga mulut. Tapi paling sering melalui kulit,” ujar Nila dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (30/1/2015).
Nila mengatakan, kasus ini banyak menimpa para relawan saatbanjir. Untuk itu, ketika menerobos banjir sebaiknya menggunakan pakaian dan sepatu. Hal ini setidaknya bisa mencegah kulit terluka karena benda tajam.
Gejala terkena leptospirosis di antaranya, demam, pusing, dan nyeri pada perut. Jika tidak segera ditangani, leptospirosis bisa menyebabkan penyakit kuning hingga kematian.
Nila meminta masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih. Masyarakat pun harus sadar pentingnya tidak membuang sampan sembarangan untuk mencegah banjir.
sumber : tribunnews
0 komentar
Post a Comment